Rembuk Stunting menjadi wadah
penting dalam mempromosikan kesadaran dan tindakan segala pihak untuk
mengatasi masalah ini dalam perjalanan menuju keluarga yang bebas dari stunting
untuk Indonesia maju.
Donggala, Tim IKP Kominfo
Donggala – – Stunting merupakan kondisi
gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada
seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Situasi tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
otak anak sehingga, hal ini masih menjadi persoalan serius di Indonesia.
Dalam upaya percepatan
penurunan stunting, keluarga memiliki peran yang sangat penting terutama dalam
memberikan praktik pengasuhan yang baik dan menciptakan lingkungan sanitasi
yang memenuhi standar Kesehatan.
Pada kegiatan
Rembuk Stunting yang diselenggarakan pekan lalu (13/9/2023), Wakil Bupati
Donggala, Moh. Yasin, menjelaskan bahwa dari 160 Kabupaten/Kota di seluruh
Indonesia, Kabupaten Donggala termasuk wilayah yang menjadi fokus penurunan
angka stunting.
Sementara itu,
berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda), yang dikutip Kamis (21/9/2023), stunting di
Kabupaten Donggala, memiliki angka prevalensi mencapai 32,4 persen, melebihi
tingkat prevalensi stunting di Provinsi
Sulawesi Tengah yang hanya menyentuh angka 28,2%, atau secara nasional sebesar
21,6%.
Rembuk Stunting sendiri
merupakan wadah bagi Pemkab Donggala untuk memastikan terlaksananya rencana
kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang
dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab dengan lembaga non
pemerintah meningkatkan kesadaran masyarakat.
Untuk itu, deklarasi
komitmen yang dilakukan Pemkab Donggala melalui Rembuk Stunting bisa
secara maksimal terlaksana melalui kegiatan intervensi gizi agar dapat
terintegrasi pada penurunan angka stunting yang
sebelumnya telah disepakati oleh lintas sektor yang termuat dalam RKPD/Renja
OPD pada tahun berikutnya.
Tulis Komentar